Minggu, 27 Maret 2011

Rangkuman Bab V

  DESAIN DAN STRUKTUR ORGANISASI FORMAL

Organisasi formal dapat diibaratkan sebagai sebuah”kendaraan”untuk mencapai tempat tujuan secara bersama. Menurut para penulis teori organisasi klasik, organisasi formal adalah system kegiatan terkoordinasi dari sekelompok orang yang bekerja bersama untuk mencapai tujuan di bawah kekuasaan dan kepemimpinan.
Struktur organisasi formal di bagi menjadi dua yaitu :
Yang pertama adalah Model struktur dimana kita dapat mempergunakan prinsip-prinsip teori organisasi dan yang kedua adalah dimensi-dimensi dasar struktur yang akan menentukan kegiatan-kegiatan dan hubungan-hubungan yang harus dilakukan dan tingkat spesialisasi yang dapat diberikan.
Variabel-variabel kunci yang menentukan desain struktual organisasi, yaitu:
1. Strategi Organisasi
2. Lingkungan yang melingkupinya
3. Teknologi yang digunakan
4. Orang-orang yang terlibat dalam organisasi


Strategi dan struktur

Hubungan erat antara strategi dan struktur organisasional pertama kali di jelaskan oleh Chandler dalam studinya pada beberapa perusahan besar di Amerika. Setelah menganalisa sejarah perkembangan perusahanm-perusahan seperti General Motors, Du Pont, Standard Oil, dan Sears, Roebuck, Chandler menyimpulkan perubahan-perubahan strategi mengakibatkan perubahan-perubahan desain organisasi. Dia menyatakan bahwa “struktur mengikuti strategi.

Dalam pemilihan suatu strategi – dan struktur untuk mengimplementasikannya-para manejer harus mempertimbangankan pengaruh linhkungan eksternal terhadap organisasi. Hubungan antara strategi, struktur dan lingkungan dapat di pandang dari dua perspektif utama. Dalam pandangan pertama, organisasi adalah reaktif terhadap lingkungannya proses perumusan strategi nharus memperhatikan lingkungan dimana organisasi beroprasi pada saat sekarang dan akan beroprasi di waktu yang akn dating.

Strategi pada gilirannya akan mempengaruhi struktur organisasi dengan penjelasan sebagai berikut:
1. Strategi menentukan kegiatan-kegiatan organisasional, yang merupakan basis pokok bagi desain oerganisasi. Sebagai contoh , kegiatan-kegiatan dengan kreativitas dan kebutuhan teknis sangat tinggi mungkin desain organisasi tipe matriks.
2. Strategi mempengaruhi pemilihan teknologi dan orang-orang yang tepat untuk pelaksanaan kegiatan-kegiatan tersebut dan hal ini selanjutnya mempengaruhi struktur yang sesuai.
3. Strategi menentukan lingkungan spesifikasi dimana organisasi akan beroprasi, ini juga mempengarahui struktur.


Lingkungan Eksternal dan Struktur

Tiga tipe lingkungan dalam pengaruh lingkungan pada desain organisasional sebagai berikut :
1. Lingkungan Stabil, yaitu lingkungan dengan sedikit atau tanpa perubahan yang tidak diperkirakan atau tiba-tiba.
 
2. Lingkungan berubah (changing environment), yaitu lingkunan dimana inovasi mungkin terjadi dalam setiap atau semua bidang yang telah disebut diatas, produk, pasar, hokum, atau teknologi.
3. Lingkungan bergejolak (turbulent environment) bila para pesaing melempar produk baru dan tak terduga ke pasaran, hokum sering dig anti, kemajuan teknologi merubah secara drastic desain produk dan metode-motode produksi.


Teknologi dan struktur

Menurut Woodward, ada sejumlah hubungan antara proses teknologi dan struktur organisasi, yang dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Semakin kompleks teknoklogi semakin besar jumlah manejer dan tingkatan manajemen. Dengan kata lain teknologi yang akan kompleks menyebabkan struktur organisasi berbentuk “tall”dan memerlukan derajat supervise dan koordinasi yang lebih besar.
2. Rentang manajemen para manajer lini pertama meningkatkan dari produksi unit ke massa dan kemudian turun dari produksi massa ke proses. Para karyawan tingkatan bawah dalam perusahaan-perusahaan produksi unit dan proses cenderung melakukan perkerjaan yang memerlukan ketrampilan tinggi.
3. Semakin tinggi kompleksitas tekhnologi perusahan, semakin besar jumlah staf administratif dan klerikal. Semakin besar jumlah para manajer dalam perusahaan yang kompleks secara teknologismemerlukan jasa-jasa pendukung.


Orang dan struktur
 

Manajer dan struktur
 adalah nilai -nilai manjerial merupakan faktor penting dalam penentuan strategi organisasi.
Setiap teknologi ada aspek-aspek struktur organisional spesifik yang berkaitan dengan pelaksanaan kerja yang lebih berhasil.
Karyawan dan struktur
 
faktor-faktor seperti tingkat pendidikan, latar belakang, derajat minat pada pekerjaan para karyawan, dan ketersediaan berbagai alternatif di luar organisasi merupakn penentuan-penentuan penting struktur organisasi.

Proses desain Organisasi

Proses desain organisasi dapat di mulai dari bawah ke atas (bootom up) atau dari atas ke bawah (down up). dengan prosedur atas ke bawah, tujuan-tujuan organisional umum di terjemahkan menjadi tujuan-tujuan khusus sebagai sarana pencapaian hasil akhir yang diinginkan.
Dengan pendekatan bawah ke atas, proses-proses dasar organisasi akan di tetapkan terlebih dahulu, di mana hal ini berarti merumuskan dan menentukan secara simultan teknologi inti yang di gunakan.

Meskipun secara teoristis dapat dijelaskan secara terpisah, kedua prosedur tersebut dalam kenyataannya saling tergantung. Dalam praktek, dua prosedur desain organisasi ini berjalan dengan identifikasi yang terpisah. uasaha-usaha perancangan kembali biasanya hanya menyangkut beberapa bagian struktur, seperti suatu departemen dipindahkan dari wakil direktur satu ke lain, kelompok-kelompok diatur kembali, prosedur-proseduyr pelapor dimodifikasi,  dan sebagiannya.


Pendekatan Kontigensi dalam desain Organisasi

Banyak teoritis manajemen dan manajer praktek yang menyatakan keraguannya tentang suatu cara
 yang ideal untuk merancang organisasi. struktur yang paling cocok bagi organisasi sangat tergantung pada keadaan-keadaan tertentu organisasi pada waktu tertentu, tugas maanajer dalam desaian organisasi adaalah menetapkan suatu "kesesuain" efektif antara struktur organisasi dan variabel-variabel tersebut.

MODEL-MODEL STRUKTUR ORGANISASI


Struktur organisasi merupakan perwujudan yang menetukan hubungan diantara fungsi-fungsi dalam suatu organisasi serta wewenang dan tanggung jawab setiap anggita organisasi yang menjalankan masing-masing tugasnya. Berikut ini akan dibahas tiga model struktur organisasi yang dikenal Model tradisional, Model hubungan manusiawi, dan Model sumber daya manusia :

Model Tradisional


Model struktur tradisional secara esensial adlah piramid. Piramit dapat menunjukan suatu kombinasi hirarki berbagai modul yang didasarkan pada konsep-konsep desain organisasi tradisional. Masing-masing tingkatan hirarkis menggambarkan segmen struktur (satuan kerja, departemen, divisi, bagian, dan sebagainya) dan hubungan-hubungan pekerjaan atasan-bawahan.

Model Hubungan Manusiawi

Model hubungan manusiawi tidak mengalami perubahan mendasar dalam struktur formalnya dibandingkan model tradisional. Model hubungan manusiawi secara eksplisit mengakui bahwa orang tidaklah selalu bertindak persis segaris dengan posisi-posisi dan hubungan-hubungan menurut struktur formalnya. Walaupun model hubungan manusiawi mengukapkan ketidak sempurnaan tetapi struktur hubungan manusiawi tidak menyarankan struktur hubungan manusiawi tidak menyarankan struktur formalnya dimodifikasi. berikut teknik-teknik dan prilaku-prilaku strukjtual"off line":

1.                  Yang paling penting adalah model hubungan manusiawi "mempersilahnkan" para manajer untuk memperguanakan kemampuan kepemimpinannya untuk mengurangi friksi-friksi dia ntara orang-orang dan jabatan-jabatan mereka dalam organisas, serta mengembangkan hubungan kerjasama yang baik antara para anggota organisasi yang bertanggung jawab kepadanya. 
2.                  Pendefkatan hubungan manusiawi menyaranka manajer memanfaatkan organisasi informal dalam departemennya yang menunjukan bahwa ia memberikan tanggapan koorperatif dan bukannya mlah menentang.
3.                  Pendekatan hubungan manusiawi ditunjukkan dengan sejumlah teknik atau program yang biasanya di bawah yurisdiksi atau kewenangan departemen personalia, yang dirancang untuk melayani kebutuhan-kebutuhan seluruh anggota organisasi.   

Model Sumber Daya Alam

Konsep model sumber daya manusia ini mencoba memaksimumkan fleksibilitas baik dalam maupun di antara posisi-posisi yang berinteraksi. Hubungan peranan atasan dan bawahan tersebut telah digambarkan oleh Likert, dimana suatu organisasi yang efektif sebagai sesuatu yang terbentuk dari kelompok yang saling mengkait, dengan melalui bermacam-macam posisi.Struktur organisasi lainnya yang segaris dengan implikasi sumber daya manusia dan menganut rangkaian fungsional silang, Likert adalah tim proyek(proct team) struktur ini biasa digunakan dalam organisasi yang mempunyai teknologi tinggi. Bentuk organisasi tingkat tinggi yang dikembangkan terakhir atas dasar model sumber daya manusia adalah struktur organisasi bentuk kolega(collegial form). Bentuk kolega tidak hanya ditemui didalam kelompok profesional, tetapi juga pada bentuk struktur lain.

DIMENSI-DIMENSI DASAR STRUKTUR ORGANISASI

Pembagian Kerja

Pembagian kerja akan mempengaruhi tingkat prestasi organisasi melalui minimisasi ketergantungan pada individu-individu tertentu atau keterampilan-keterampilan khusus, dan gerakan-gerakan atau perpindahan yang percuma komponen-komponen pekerjaan besar. Pembagian kerja juga mengarahkan penanaman pada peralatan dan mesin-mesin yang efisien untuk meningkatkan produktivitas.

Berbagai Fungsi Melekat pada Struktur Organisasi

Kegiatan-kegiatan dan hubungan-hubungan sebagai fungsi-fungsi struktural yang terjadi secara garis besar dapat di perinci sebagai berikut:

·                     Wewenang 
·                     Kekuasaa
·                     Tanggung Jawab 
·                     Akuntabilitas
·                     Hubunagn lini dan staf
·                     Rentang kendali 

Departementasi

Departementasi atau departementalisasi bersangkutan dengan proses penentuan cara pengelompokan kegiatan organisasi.
 Departemen fungsional untuk pengelompokan kegiatan-kegiatan organisasi ini mungkin merupakan tipe departemensasi yang paling umum dan luas digunakan dalam merancang struktur organisasi. Departementasi Produk masing-masing produk memerlukan teknologi proses produksi yang berbeda-beda dan cara-cara pemasaran yang berbeda-beda pula. Departementasi wilayah bila organisasi beroprasi diwilayah-wilayah yang tersebar, maka departementasi atas dasar wilayah yang diperlukan.
DESAIN STRUKTURAL MODERN


Berikut ini akan di uraikan lebih baru yang telah dirancang dan diimplementasikan untuk menghadapi tantangan-tantangan tersebut.

Organisasi Proyek


Oraganisasi-organisasi proyek semakin banyak
 digunakan dalam industri-industri dengan teknologi tinggi yang memerlukan perhatian besar terhadap perencanaan, penelitian, pengembangan, dan koordinasi.
Berbagai Tips Struktur Proyek

Ada beberapa macam bentuk struktur proyek. Bentuk pertama adalah
 individualstruktur ini hanya terdiri dari manajer proyek yang tidak mempunyai kegiatan-kegiatan atau personalia yang secara langsung melaporkepadanya. Tipe kedua adalah organisasi proyek Staf dengan tipe struktur ini manajer proyek mempunyai staf pendukung yang dsisediakan bagi kegiatan-kegiatan proyek. Tipe ketiga adalah organisasi proyek Intermix dimana didalamnya manajer proyek mempunyai personalia staf dan dipilih kepala-kepala fungsional utama yang melapor secara langsung kepadanya. Tipe keempat adalah organisasi proyek Agregat dalam tipe ini manajer proyek mempunyai semua personalia yang diperlukan untuk proyek, staf dan lini fungsional yang melapor secara langsung kepadanya.
Organisasi Matriks

Organisasi matriks dianggap sebagai suatu bentuk organisasi proyek plus organisasi fungsional dan nama-namanya digunakan dengan saling dapat dipertukarkan. Organisasi sangat dikenal dalam industri ruang angkasa dan organisasi-organisasi yang memerlukan koordinasi karena banyaknya hubungan-hubungan yang terjadi.

Organisasi Bentuk Bebas

Organisasi modern bentuk bebas kadang-kadang disebut
 naturalistik atau organik. Model bentuk bebas didasarkan pada apemikiran bahwa maksud dirancangnya suatu organisasi adalah untuk memudahkan manajemen perubahan. Tipe organisasai bentuk bebas dapat dipandang sebagai perluasan pola desentralisasi.

Rabu, 02 Maret 2011

Organisasi dan metode

BAB II
TEORI ORGANISASI KLASIK
Konsep tentang organisasisebenarnya sudah berkembang mulai 1800-an, dan konsep sekarang dikenal sebagai teori klasik (classical theory) atau disebutteori tradisonal. Para toeritis klasik menekankan pentingnya “rantai pemerintah” dan penggunaan disiplin, aturan dan supervisi ketat untuk mengubah organisasi agar beroprasi lebih efisien. Teori klasik berkembang dalam tiga aliran : Birokrasi, Teori Administrasi, dan Manajemen Ilmiah. Semua dikembangkan tahun 1900-1950 oleh kelompok penulis yang berkerja secara terpisah dan tidak berhubungan langsung.
Teori klasik mendefinisikan organisasi sebagai struktur hubungan, kekuasaan, tujuan, peranan, kegiatan, komunikasi dan faktor lainnya.

      TEORI BIROKRASI
Teori yang dikemukakan oleh Max Weber dalam bukunya : The Protestant Ethic and Spirit of Capitalism, dan The Theory of Social and Economic Organization, buku yang diharapkan menjadi karya terbesar tetapi tidak dapat diselesaikan hingga saat ajalnya.

Kata birokrasi berasal dari kata legal-rasional, organisasi disebut rasional. Menurut Weber bentuk organisasi yang birokratik secara kodratnya adalah bentuk organisasi yang efisien, Weber berpendapat masyarakat perlu membentuk organisasi “baru” yang lain dari organisasi tradisional. Weber menemukakan karakteristik birokrasi sebagai berikut :
      1. Pembagian kerja yang jelas
      2. Hirarki wewenang yang dirumuskan secara baik.
      3. Program rasional dalam pencapain tujuan organisasi.
      4. Sistem prosedur bagi penanganan situasi kerja.
      5. Sistem aturan mencakup hak dan kewajiban posisi para pemegang jabatan.
      6. Hubungan antar pribadi yang bersifat “impersonal”.
Jadi birokrasi adalah sebuah model organisasi normatif, yang menekan struktur dalam organisasi.

      TEORI ADMINISTRASI
Teori admnistrasi adalah bagian kedua dari teori organisasi klasik, berkembang tahun 1900 atas dasar sumbangan Hendri Fayol dan Lyndall Urwick dari Eropa, serta Mooney dan Reiley di Amerika.


HENDRI FAYOL (1841-1925)

Seorang industrialis dari Perancis, tahun 1916 menulis masalah tehnik dan administrasi dalam buku Administration Industrielle et Generale (Administrasi Industri dan Umun). Fayol menyatakan bahwa semua kegiatan dapat dibagi 6 (enam) kelompok :
      1. Kegiatan teknikal (produksi, manufacturing, adaptasi).
      2. Kegiatan komersial (pembelian, penjualan, pertukaran).
      3. Kegiatan finansial (pencarian suatu pengguna optimun dari modal).
      4. Kegiatan keamanan (perlindungan terhadap karyawan dan personalia organisasi).
      5. Kegiatan akuntasi (penentuan persediaan, biaya, penyusuna neraca dan laporan).
      6. Kegiatan manajerial (perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian dan pengawasan).

Fayol mengemukakan dan membahas 14 kaidah manajemen yang menjadi dasar perkembangan teori administrasi sebagai berikut :

      1. Pembagian kerja (devision of work).
      2. Wewenang dan tanggung jawab (authority and responsibility).
      3. Disiplin (discipline).
      4. Kasatuan perintah (unity of command).
      5. Kesatuan pengarahan (unity of direction).
      6. Mendahulukan kepentingan umum dari pada kepentingan pribadi (subordination ofindividual interests to general interests).
      7. Balas jasa (remuneration of personnel).
      8. Sentralisasi (Centralization).
      9. Rantai skalar (scalar chain).
      10. Aturan (order).
      11. Keadilan (equity).
      12. Kelanggengan personalia (staility of tenure of personnel).
      13. Inisiatif (initiative).
      14. Semangat koprs (esprit de corps).

URWICK DAN GULICK : MOONEY AND REILLY
Gulick dan urwick memperkenalkan prinsip yang berhubungan denganpembagian kerja, koordinasi, penciptaan departemen yang disusun atas dasar“tujuan, proses, personalia dan tempat” dan penggunaan staf. Urwick melihat kesulitan administratif, penerapan kaidah organisasi (terutama birokrasi) dalam praktek, sehingga dia mengembangakan teknik penerapannya. Hal ini dikenal sebagai Urwick’s technique. Dasar teori oraganisasi klasik, menurut Urwick bersifat universal. Mereka menekan tiga prinsip organisasi yang mereka teliti dan temukan dijalankan dalam organisasi pemerintahan, agama, militer dan bisnis, ketiga prinsip tersebut adalah : Prinsip koordinasi, Prinsip skalar, Prinsip Fungsional.

      MANAJEMEN ILMIAH

Bagian ketiga dari teori klasik adalah manajemen ilmiah (Scientific Management), dikembangakan tahun 1900 oleh Frederick Winslow Taylor. Dalam buku literatur, manajemen ilmiah sering diartikan berbeda. Arti pertama, merupakan penerapan metode ilmiah pada study, analisa, dan pemecahan masalah organisasi. Kedua, manajemen ilmiah adalah seperangkap mekanisme atau teknik “a bag of tricks” untuk meningkatkan efisiensi kerja organisasi. F.W. Taylor mencoba mengembangakan metode kerja lebih efisien dengan mengadakan pendekatan ilmiah terhadap masalah manajemen. Taylor mengemukakan empat kaidah dasar manajemen yang harus dilakukan dalam oraganisasi perusahaan, yaitu :
      1. Menggantikan metode kerja dalam praktek dengan berbagai metode yang dikembangakan atas dasar ilmu pengetahuan tantang kerja ilmiah yang benar.
      2. Mengadakan seleksi, latihan dan pengembangan para karyawan secara ilmiah , agar memungkinkan para karyawan bekerja baik sesuai spesialisasinya.
      3. Pengembangan ilmu tentang kerja serta seleksi, latihan dan pengembangan secara ilmiah harus diintegrasikan, sehingga karyawan dapat kesempatan mencapai tingkat upah yang tinggi.
      4. Mencapai manfaat manajemen ilmiah, perlu dikembangakan semangat dan mental para karyawan melalui pendekatan antara karyawan dan manajer.
Secara ringkas, Taylor telah mengidentifikasi karakterisktik manajemen ilmiah :
Science, not rule of thumb. Harmony, not discord. Cooperation, not individualism. Maximum output, in place of rentricted output. The development of each man to his greatest efficiency and prosperity.

      TEORII KLASIK : ANATOMI ORGANISASI FORMAL
Rangkuman konsep dasar teori oraganisasi klasik dapat diuraikan berikut ini :

      a. Definisi organisasi formal
Unsur pokok organisasi formal yang selalu muncul dalam leteratur-litaratur manajemen adalah : Sistem kegiatan yang terkoordinasi, kelompok orang, kerjasama untuk mencapai tujuan. Organisasi formal adalah sistem kegiatan yang terkoordinasi dari sekelompok orang yang bekerja bersama untuk mencapai tujuan di bawah kekuasaan dan kepemimpinan.

      b. Dasar-dasar organisasi menurut teori klasik
Adanya suatu organisasi atau koordinasi tergantung pada empat kondisi pokok yang harus ada sebelumnya “kesatuan kegiatan” (unity of action), kondisi tersebut sebagi berikut : Kekuasaan, Saling melayani, Doktrin, Disiplin. Dasar ini dapat diterapkan untuk merancang struktur dan bentuk organisasi.

      c. Tiang dasar teori organisasi formal

      1) Pembagian kerja : Para ahli teori organisasi klasik menyebutkan pembagian kerja sebagai tiang dasar paling penting di antara empat tiang dasar teori organisasi klasik.
      2) Proses skalar dan fungsional : Proses ini adalah proses pertumbuhan vertikal dan horizontal organisasi. Proses skalar adalah mengenai perkembangan rantai perintah yang menghasilkan pertambahan tingkat pada struktur organisasi.
      3) Struktur : Struktur adalah hubungan antara berbagai kegiatan berbeda yang dilaksanakan di dalam suatu organisasi. Tujuan struktur ialah menyediakan/memberi wadah pada fungsi organisasi, agar tujuan organisasi tercapai dengan efektif .

BAB III
TEORI ORGANISASI NEOKLASIK

Teori neoklasiik dikembangkan atas dasar teori klasik, teori neoklasik merubah, menambah, dan dalam banyak hal memperluas teori klasik. Teori ini mendefinisikan suatu organisasi sebagai kelompok orang dengan tujuan bersama. Definisi ini berbeda dengan definisi klasik. Teori neoklasik, banyak menekankan pentingnya aspek sosial dalam pekerjaan (atau organisasi formal) san aspek psikologis (emosi).

       PERKEMBANGAN TEORI NEOKLASIK

Perkembangan teori neoklasik dimulai dengan tulisan Hugo Munsterberg. Pendekatan neoklasik ditemukan juga dalam buku tentang hubungan manusiawi seperti Gardner dan Moore, Human Ralation in Industry.

Hugo munsterberg
Sebagai pencetus psikologi industri yang diakui luas, Hugo menulis bukunya yang paling menonjol, Psychology and industrial Efficiency tahun 1913. Munsterberg sangat menghargai hasil kerja pencetus manajemen ilmiah seperti Taylor, Gilberth, Emerson, Gantt. Dia mengembangkan metode tes psikologis ilmiah untuk mencari karakteristik phisik dan mental individu yang cocok dengan kebutuhan suatu jabatan. Pada dasarnya Munsterberg menekankan adanya perbedaan karakteristik individual dalam organisasi. Munsterberg mengingatkan adanya pengaruh faktor sosial dan budaya.

Percobaan-percobaan Hawthorne
Percobaan yang dilakukan tahun 1924-1932 niscaya merupakan kristalisasi teori neoklasik, hasilnya dilaporkan secara terperinci oleh F.J. Roethlisberger, asisten riset Elton Mayo dan William J. Dickson dari Western Electric. Percobaan dilakukan di pabrik Hawthorne milik perusahaan Western Electric di Cicero, Illinois, dekat Chicago dan disponsori oleh National Research Council (lembaga riset nasional).

Percobaan pertama dilakukan untuk meneliti pengaruh perbedaan tingkat penerangan (cahaya) dalam pekerjaan terhadap prokduktivitas kerja atau efisiensi para karyawan. Percobaan ini terus dilakukan untuk menemukan faktor “misterius” yang mempengaruhi kenaikan produktivitas kerja. Penemuan Hawthorne pertama ini menunjukkan bahwa ada variable lain disamping kondisi kerja phisik yang mungkin mempengaruhi prilaku karyawan dan tingkat keluaran.
Percobaan kedua bulan april 1927, melibatkan kelompok kecil pekerja, terdiri dari enam orang gadis pekarja pada perakitan listrik. Dari hasil penelitian, para peneliti mengambil kesimpulan bahwa hubungan sosial atau manusiawi diantara para pekerja, peneliti dan peyelia (supervisors) lebih penting dalam menentukan produktivitas dari pada perubahaan kondisi kerja diatas. Moral pekerja yang tinggi akan menaikan produktivitas. Jadi para ahli peneliti Hawthorne mengemukakan pentingnya perasaan dan sikap para karyawan serta kelompok kerja mereka.
Bulan November 1931 Percobaan terakhir, tujuan observasi ini adalah untuk memahami bagaimana norma-norma yang mengendalikan hasil kerja setiap organisasi dikembangkan oleh kelompok sosial para pekerja atau organisasi informal. Kontrtibusi penting study Hawthorme, penemuan Hawthorme, telah menambah dimensi baru dan esensial bagi teori organisasi. Studi Hawthorme memperkenalkan gagasan bahwa organisasi adalah suatu sistem terbuka dimana segmen teknis manusiawi saling berkaitan.

       KRITIK DAN “USUL” PERUBAHAAN NEOKLASIK PADA TIANG DASAR TEORI ORGANISASI FORMAL

Pengikut aliran neoklasik adalah mereka yang membahas kelemahan model klasik pada prilaku oraganisasi , tetapi tidak menentang seluruh teori klasik. Teori organisasi klasik dapat diuraikan berikut ini.

Pembagian Kerja (Division of Labor)
Sejak pembagian kerja dilakukan,timbul masalah yang disebut anomie. Anomie adalah situasi di manapedoman kerja tidak ada (“lack of rule”) dan disiplin diri menjadi berkurang (:lack of self-discipline”). Di samping itu orang menjadi binggung, takut bertanya dan merasa dirinya diabaikan (“aloness among many”). Mengakibatkan timbul gejala depersonalisasi dan dysfunction, sehingga tidak kooperatif. Oleh karena itu teori neoklasik mengemukan perlunya :

      1. Partisipasi atau melibatkan setiap orang dalam proses pengambilan keputusan, agar tidak merasa “terlibat”.

      2. Perluasan kerja (job enlargement) sebagai kebalikan diri pola spesialisasi, agar orang menjadi tidak terlalu spesialisasi.

      3. Management bottom-up yang memberi kesempatan kepada “para junior” untuk berpatisipasi dalam pengambilan keputusan manajemen puncak.
Proses-proses skalar dan fungsional

Proses skalar dan fungsional (scalar and fungtional processes) menimbulkan berbagai masalah dalam pendelegasikan wewenang dan tanggung jawab. Asumsi teori klasik mengenai proses pendelegasian adalah bahwa kapasitas (memerintahkan dan menugaskan) fungsinya. Jadi, kita dapat menyimpulkan bahwa toeri klasik menganggap bahwa wewenang cenderung sama dengan kapasitas orang yang ditujukan oleh fungsi dalam organisasi.

Struktur organisasi
Teori neoklasik menyatakan bahwa struktur merupakan penyebab terjadinya pergeseran (frictions) internal di antara orang yang melaksanakan fungsi yang berbeda-beda. Menurut Melville Dalton penyebabnya adalah :Perbedaan tugas antara orang lini dan staf, Perbedaan umur dan pendidikan, Perbedaan sikap.

Untuk menghapus konflik struktural tersebut, neoklasik memberikan usulan rumusan yang akan membuat struktur menjadi harmonis, yaitu partisipasi, manajemen bottom-up, panitia bersama, penghargaan akan martabat manusia, dewan direktur junior diberi kesempatan dan komunikasi yang lebih baik .

Rentang Kendali
Neoklasik menyatakan bahwa rentang kendali atau resiko atasan-bawahan adalah tidak selalu 1 : 8 dan sebagainya. Neoklasik menjawab pertanyaan mana yang lebih baik antara struktur tall dan flat, dengan jawaban bahwa hal itu adalah situasional. Karena perbedaan individu dan organisasi, kadang yang satu lebih baik dari pada yang lain, maka rentang kendali tidak dapat ditetapkan secara kaku.

PANDANGAN NEOKLASIK TERHADAP ORGANISASI INFORMAL
Titik tekanan teori neoklasik adalah pada dua elemen pokok dalam organisasi, yaitu perilaku individu dan kelompok pekerja. Organisasi informal berarti kelompok alamiah yang terbentuk sebai hasil interaksi di antara para karyawan dalam situasi kerja mereka. Faktor Yang dapat menentukan munculnya organisasi informal, antara lain :
      1. Lokasi, untuk membentuk suatu kelompok, orang harus mempunyai kontak tatap muka (face to face) yang ajeg.
      2. Jenis pekerjaan, faktor kunci yang menentuka munculnya dan komposisi organisasi informal.
      3. Minat (interests), walaupun orang mungkin ada pada lokasi yang sama, melaksanakan kerja yang sejenis, perbedaan minat di antara mereka menjelaskan mengapa muncul beberapa organisasi informal kecil, di samping satu yang besar.
      4. Masalah-masalah khusus : orang yang tidak mempunyai minat, pekerjaan dan lokasi yang sama bergabung bersama untuk kepentingan khusus.
Bekerja dengan organisasi informal ini berarti tidak mangabaikan keberadaannya, mendengarkan pendapat kelompok yang disuarakan oleh pemimpin mereka, melibatkan partisipasi kelompok dalam pengambilan keputusan, dan mengendalikan komunikasi informal dengan menyebarkan informasi yang lebih cepat dan tepat.

BAB IV

TEORI ORGANISASI MODERN
Aliran terbesar ketiga dalam teori organisasi dan manajemen adalah teori modern. Teori modern telihat semua unsur organisasi sebagai satu kesatuan. Teori modern adalah multidisiplin dengan sumbangan dari berbagai bidang ilmu pengetahuan.
      DASAR PEMIKIRAN TEORI ORGANISASI MODERN

Teori organisasi dan manajemen modern dikembangkan tahun 1950. Teori modern dalam banyak hal mendasarkan berbeda dengan teori klasik. Pertama, teori klasik memusatkan pandangannya pada analisa dan deskripsi organisasi. Seseorang akan menjadi seorang ahli dalam spesialisasi bidangnya, tetapi mingkin dia tidak mampu memandang keseluruhan. Kedua, ilmu pengetahuan klasik telah membicarakan konsep koordinasi, skalar dan vertikal. Di sini dikemukakan pentingnya perancanaan, pengorganisasian, pengawasan, kominikasi, motivasi, dan intergrasi demi kesuksesannya operasi tujuan organisasi.

Teori modern bisa disebut sebagai teori organisasi dan manajemen umun yang memadukan teori klasik dan neoklasik dengan konsep yang lebih maju. Teori modern cenderung memandang organisasi sebagai sistem terbuka, dengan dasar analisa konseptual, dan didasarkan pada data empiris, serta sifatnya sentesa dan integratif. Teori modern menyebutkan bahwa suatu organisasi adalah sangat kompleks, dinamis, multilevel, multidimensional, multivariable, dan probabilistik. Sebagai suatu sistem, organisasi terdiri atas 3 unsur : (1) unsur struktur makro, (2) unsur proses yang juga bersifat makro, (3) unsur prilaku anggota organisasi yang bersifat mikro. Ketiganya saling kait-mengkait dan sebenarnya tak terpisahkan satu sama lain.

Teori Sistem Umum
Tujuan toeri sistem umum adalah menciptakan suatu ilmu pengetahuan organisasional universal dengan menggunakan elemen dan proses umum seluruh sistem sebagai titik awal. Ada beberapa tingkatan sistem yang harus diintegrasikan. Kenneth Boulding mengemukakan klasifikasi tingkat sistem sebagai berikut :
      1. Struktur statik.
      2. Sistem dinamika sederhana.
      3. Sistem sibernetik.
      4. Sistem terbuka.
      5. Sistem genetika sosial.
      6. Sistem hewani.
      7. Sistem manusiawi.
      8. Sistem sosial.
      9. Sistem transedental.

Teori sistem umum membicarakan setiap tingkatan sistem, sedangkan teori organisasi modern memusatkan diri terutama pada tingkat organisasi manusia.

Teori Organisasi Dalam Suatu Kerangka Sistem
Teori organisasi modern sebenarnya bukam merupakan kesatuan kerangka berpikir. Setiap penulis dan peneliti mempunyai tekanan khusus yang berbeda pada suatu bagian bila mereka membicarakan sistem organisasi. Teori organisasi modern adalah multidisipliner yang konsep dan tekniknya dikembangkan dari banyak bidang studi, seperti sosiolog, teori administrasi, ekonomi, psikolog, ekologi, operations research. Berikut ini akan diuraikan bermacam-macam unsur yang tercakup dalam analisis sistem, yaitu bagian organisasi sebagai sistem, interaksinya, proses dan tujuan sistem. Bagian dari sistem dan saling ketergantungaannya.
Bagian dasar pertama adalah individu, dan struktur kepribadiannya yang diberikan kepada organisasi. Bagia kedua sistem adalah penentuan fungsi formal, yang biasa disebut organisasi formal. Bagian ketiga dalam sistem organisasi adalah organisasi informal. Bagian keempat adalah struktur status dan peranan. Bagian kelima adalah lingkungan phisik pelaksanaan pekerjaan.

Proses hubungan dalam sistem. Teori organisasi modern menunjukkan tiga kegiatan proses hubungan universal yang selalu muncul pada sistem manusia dalam prilakunya berorganisasi. Ketiga proses berikut adalah :
      1. Komunikasi disebut juga dalam teori neoklasik, tetapi tekanannya pada deskripsi bentuk kegiatan komunikasi, yaitu formal-informal, vertiakal-horizontal dan lini-staf.
      2. Konsep keseimbangan adalah mengenai penyeimbangan mekanisme yang dicapai dengan jalan menjaga hubungan struktural yang harmonis antara bagian dalam sistem.
      3. Proses pengambilan keputusan adalah variable internal dalam suatu organisasi yang tergantung pada pekerjaan, harapan individu, motivasi dan struktur organisasi.

      PENDEKATAN-PENDEKATAN MANAJEMEN
Pendekatan Proses
Pendekatan keprilakuan
Pendekatan kuantitatif
Pendekatan sistem
Pendekatan Contingency (Sirtuasional)